Berbohong di Media Sosial? Waspadai Akibatnya! -->
SRU 2025 Lebaran 2025
IKLAN PENERJEMAH HUT RI 2023 VNNCOID

Berbohong di Media Sosial? Waspadai Akibatnya!

, 9/30/2021 07:33:00 PM

Ilustrasi.


Vnn.co.id, Sosial - Berita hoax bukanlah hal yang baru diterima oleh para pengguna media sosial. Tidak hanya menerima, beberapa pengguna juga secara tidak langsung pernah mengungkapkan hoax tentang informasi dirinya di media tersebut. Berdasarkan penelitian, informasi yang sering ditutupi adalah mengenai kegiatan sehari-hari, usia, gender, pekerjaan, status hubungan, latar belakang diri hingga minatnya. Secara psikologis hal ini termasuk kegiatan presentasi diri di media sosial yang bohong. 


Kegiatan ini selalu bisa meningkat, mengingat media sosial hanya dikontrol oleh diri sendiri secara bebas. Hal yang mendorong perilaku ini salah satunya karena kebutuhan untuk diterima atau diakui oleh orang lain. Sehingga, sekalipun ada perintah untuk memverifikasi kebenaran data, sering kali cara tersebut bisa terlewati dengan mudah terutama jika verifikasi data di media sosial atau aplikasi perjodohan.


Di sisi lain, beberapa aplikasi yang tersedia mendukung adanya pembohongan publik dengan menyediakan jasa pengeditan. Tidak hanya ada fasilitas dari media tersebut, pengguna media sosial yang lain juga mendukung adanya perilaku berbohong ini, seperti adanya tuntutan dari media sosial atas perilaku atau tampilan tertentu sehingga pelaku harus menyesuaikan untuk dapat disetujui oleh pengguna lain, ataupun perilaku ini diketahui sering terjadi untuk dapat menang dari orang lain maupun memang karena ingin menampilkan hal yang tidak benar.


Berikut akibat dari berbohong di sosial media:


1. Penyesalan karena berbohong merupakan salah satu tindakan pelanggaran moral serius. Secara tidak langsung, rasa menyesal dan ingin meminta maaf tentu ada bagi pelaku dan akan menerima balasan dari sikap bohong tersebut. Tindakan yang diambil biasanya adalah menghapus atau mengubah postingan dengan informasi yang benar atau membiarkannya dengan kemungkinan akan menerima komentar pedas dari netizen. Krisis psikologis ini secara natural dapat menghampiri pelaku kebohongan.


2. Menyebabkan depresi, kecemasan, stres atau masalah emosi lainnya. Peneliti mengakui bahwa mempresentasikan diri yang tidak benar akan membutuhkan banyak tenaga emosional dan berdampak pada masalah emosi pelaku, terutama saat ini keaktifan netizen dapat menghabiskan energi jika pelaku menerima komentar negatif tentang diri mereka. 


Penemuan terbaru menyampaikan bahwa efek masalah emosi akibat berbohong dimediasi oleh faktor lain, yaitu popularitas. Dalam hal ini, berbohong dapat menyebabkan depresi, stres atau kecemasan. Namun, hal ini dapat menurun karena popularitas yang diperoleh oleh pelaku. Sehingga, persepsi diri yang melihat bahwa telah terkenal berfungsi untuk menyangga masalah emosi.*


*Mun, Il Bong dan Kim, Hun. 2021. Influence of False Self-Presentation on Mental Health and Deleting Behavior on Instagram: The Mediating Role of Perceived Popularity. Frontiers in Psychology Journal. 12. 1138 10.3389/fpsyg.2021.660484 


Penulis: Shania Dea Menany Soputan

Editor: Mega

TerPopuler

close