Remaja Korea Berhenti Merokok, Tapi Tantangan Kesehatan Baru Muncul -->
HUT RI 2023 VNNCOID IKLAN PENERJEMAH IKLAN PEMILUKADA 2024

Remaja Korea Berhenti Merokok, Tapi Tantangan Kesehatan Baru Muncul

, 11/24/2024 10:00:00 AM




VNN.CO.ID, Tangerang – Konsumsi rokok dan alkohol di kalangan remaja Korea Selatan menunjukkan penurunan signifikan selama dua dekade terakhir. Meski demikian, permasalahan baru justru muncul dalam aspek kesehatan mental dan pola makan.


Dilansir dari The Korea Herald dan dikutip pada Sabtu (23/11/2024), survei kesehatan terbaru mengungkap tren positif pada kebiasaan merokok dan minum alkohol. Kementerian Pendidikan bersama Badan Pengendalian Pencegahan Penyakit Korea mencatat bahwa jumlah siswa yang merokok setidaknya sekali dalam sebulan terakhir menurun drastis, dari 11,8% pada 2005 menjadi hanya 3,6% tahun ini.


Penurunan serupa juga terjadi pada konsumsi alkohol. Siswa yang minum setidaknya satu gelas alkohol dalam 30 hari terakhir turun dari 27% pada tahun 2005 menjadi hanya 9,7% pada tahun ini.


Namun, meski ada perbaikan dalam kebiasaan buruk tersebut, Korea Selatan kini menghadapi tantangan baru terkait kesehatan remaja. Masalah pola makan dan kesehatan mental di kalangan remaja menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.


Peningkatan Kebiasaan Makan Tidak Sehat


Survei tahunan yang dilakukan sejak 2005 tersebut mencatat peningkatan jumlah remaja yang melewatkan sarapan, dari 27,1% pada tahun 2005 menjadi 42,4% tahun ini. Tak hanya itu, konsumsi makanan cepat saji juga mengalami kenaikan signifikan. Hampir 29% remaja dilaporkan mengonsumsi makanan cepat saji hingga tiga kali atau lebih dalam seminggu—angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan 2009.


Tren ini mencerminkan adanya perubahan gaya hidup yang kurang sehat meskipun upaya pengurangan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol telah menunjukkan hasil positif.


Kesehatan Mental yang Memburuk


Di sisi lain, data menunjukkan bahwa kesehatan mental remaja Korea Selatan semakin memburuk selama dekade terakhir. Dilansir dari laporan yang sama, tingkat stres dan depresi meningkat tajam. Tahun ini, 42,3% remaja melaporkan mengalami stres yang signifikan. Sementara itu, 27,7% siswa merasa depresi hingga mengganggu kehidupan sehari-hari mereka selama dua minggu atau lebih dalam setahun terakhir.


Menurut laporan, peningkatan ini sangat mengkhawatirkan karena gangguan kesehatan mental dapat memengaruhi performa akademik, hubungan sosial, dan masa depan remaja secara keseluruhan.


Survei Melibatkan Puluhan Ribu Siswa


Survei tahunan ini melibatkan 60.000 siswa dari 800 sekolah menengah pertama dan atas di seluruh Korea Selatan. Tujuannya adalah untuk memantau perubahan kebiasaan kesehatan remaja, termasuk konsumsi rokok, alkohol, serta nutrisi. Hasilnya memberikan gambaran penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengambil langkah strategis dalam meningkatkan kualitas hidup generasi muda.


Dikutip dari CNBC Indonesia, temuan ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan pengendalian merokok dan alkohol di kalangan remaja berhasil, pemerintah harus memperhatikan tantangan baru yang muncul, terutama terkait kesehatan mental dan pola makan yang tidak sehat.


Upaya yang Harus Dilakukan


Pakar kesehatan menekankan pentingnya edukasi lebih lanjut mengenai pola makan sehat dan dukungan kesehatan mental di sekolah. "Remaja membutuhkan dukungan yang komprehensif, tidak hanya fokus pada mengurangi kebiasaan buruk, tetapi juga mendorong kebiasaan baik," ujar seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.


Ke depan, upaya terpadu dari pemerintah, sekolah, dan keluarga sangat diperlukan untuk menciptakan generasi muda yang lebih sehat secara fisik maupun mental.


---


Sumber: CNBC Indonesia


Penulis: Arum Kusuma

Editor: Sukmasih

TerPopuler

close