Tantangan Menjadi Single Mom: Menghadapi Peran Ganda dalam Keluarga -->
HUT RI 2023 VNNCOID IKLAN PENERJEMAH IKLAN PEMILUKADA 2024

Tantangan Menjadi Single Mom: Menghadapi Peran Ganda dalam Keluarga

, 11/25/2024 08:00:00 AM




VNN.CO.ID, Tangerang - Menjadi seorang ibu tunggal atau single mom bukanlah tugas yang mudah. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka dihadapkan pada tantangan menjalankan peran ganda sebagai seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Situasi ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti pernikahan jarak jauh (LDM) dalam waktu lama, perceraian, atau kehilangan pasangan akibat meninggal dunia.  


Salah satu persoalan utama yang dihadapi oleh single mom adalah mendampingi anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah. Anak-anak yang kehilangan figur ayah atau dikenal dengan istilah fatherless sering kali menghadapi tantangan psikologis yang signifikan.  


Dilansir dari Kompas.com, Ustadz Bendri Jaisyurrahman, Founder Fatherman sekaligus praktisi Islamic parenting, menyoroti dampak besar yang dirasakan para ibu tunggal ketika harus mengambil peran sebagai ayah. Ia menegaskan bahwa tuntutan ini kerap membuat ibu kehilangan kebahagiaan dan secara tidak langsung menyebarkan aura negatif kepada anak-anaknya.  


“Perlu saya garis bawahi, salah satu isu utama single mother adalah dia menularkan aura negatif ke anak. Itu disebabkan karena dia dituntut menjadi super mom, bukan smart mom,” ujar Bendri dalam Podcast Kompas Lifestyle, Ruang Keluarga, yang bertajuk ‘Fatherless Bikin Anak Mudah Jatuh Cinta pada Orang yang Salah’, pada Rabu (13/11/2024).  


Mengatasi Tantangan dengan Bijak  


Bendri menjelaskan bahwa menjadi seorang super mom yang berusaha mengambil semua tanggung jawab dalam keluarga justru dapat memberikan dampak buruk. Ia mengimbau agar para ibu tunggal lebih fokus menjadi *smart mom*, yakni ibu yang bijak dalam menghadapi situasi tanpa berusaha menggantikan sepenuhnya peran ayah.  


Menurutnya, solusi untuk mengisi kekosongan peran ayah adalah melibatkan anggota keluarga lainnya, seperti kakek atau figur laki-laki yang dapat memberikan pengaruh positif. Dengan demikian, para ibu tunggal tidak perlu merasa terbebani menghadapi tekanan dari masyarakat maupun tuntutan diri sendiri.  


“Single mom itu kehilangan kemampuan untuk memiliki aura positif akibat tekanan dari masyarakat ataupun tuntutan dari diri sendiri, mungkin untuk membuktikan ke mantan suami,” jelas Bendri.  


Selain itu, ia menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan dalam pengasuhan anak. Seorang ibu yang terlalu terobsesi untuk memberikan yang terbaik sering kali malah memaksa anak mengikuti keinginannya. Pola asuh semacam ini dapat menambah tekanan pada anak yang sebenarnya sudah menghadapi tantangan emosional akibat kehilangan figur ayah.  


“Akhirnya, yang dia lakukan ke anak itu rata-rata karena obsesif, dan anak ditekan oleh ibunya,” tambah Bendri.  


Kunci Kebahagiaan untuk Pengasuhan yang Positif  


Kunci dari pola pengasuhan seorang ibu tunggal, menurut Bendri, adalah kebahagiaan sang ibu itu sendiri. Ketika seorang ibu merasa bahagia dan tidak terlalu terbebani oleh tekanan, ia dapat memancarkan aura positif yang mendukung tumbuh kembang anak.  


“Tetaplah jadi ibu yang bahagia dengan keterbatasannya, karena kebahagiaan itu adalah kunci awal untuk anak mendapatkan aura positif,” pungkasnya.  


Dikutip dari Kompas.com, peran seorang ibu dalam pengasuhan sangatlah vital. Oleh karena itu, penting bagi ibu tunggal untuk menjaga kebahagiaan diri dan memberikan ruang bagi anak-anaknya untuk tumbuh secara sehat, baik secara emosional maupun mental.  


---  


Artikel ini bertujuan memberikan wawasan kepada para ibu tunggal tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam menjalankan peran ganda, tanpa melupakan kebahagiaan pribadi sebagai pondasi keluarga yang harmonis.


Sumber: Kompas.com


Penulis: Arum Kusuma

Editor: Sukmasih


TerPopuler

close