Tren 'Childfree' di Indonesia Kian Meningkat, Dampak pada Angka Kelahiran -->
HUT RI 2023 VNNCOID IKLAN PENERJEMAH IKLAN PEMILUKADA 2024

Tren 'Childfree' di Indonesia Kian Meningkat, Dampak pada Angka Kelahiran

, 11/13/2024 06:30:00 PM


VNN.CO.ID, TangerangFenomena ‘childfree’ atau keputusan untuk tidak memiliki anak semakin banyak dianut oleh perempuan Indonesia, terutama yang berusia antara 15 hingga 49 tahun. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 berjudul Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia, sekitar 71 ribu perempuan memilih untuk hidup tanpa anak, baik secara biologis maupun adopsi.


Laporan ini, yang mengkaji fenomena childfree melalui data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), memusatkan perhatiannya pada perempuan usia subur yang pernah menikah namun tidak memiliki anak dan tidak menggunakan kontrasepsi. Hasil survei BPS tersebut mengungkap bahwa sekitar 8 persen dari kelompok perempuan ini memilih untuk hidup childfree.


Menurut BPS, konsep childfree tidak berkaitan dengan masalah fertilitas, melainkan keputusan pribadi seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak. “Banyak masyarakat yang memilih childfree merasa bahwa tanggung jawab menjadi orang tua memerlukan pengorbanan besar, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun psikologis,” ungkap laporan itu, dikutip Rabu (13/11).


Fenomena childfree ini menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan selama empat tahun terakhir. Data SUSENAS melaporkan bahwa pada tahun 2019, prevalensi perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak berada pada angka 7 persen. Namun, pada tahun berikutnya angka tersebut sempat menurun menjadi 6,3 persen akibat pandemi Covid-19, yang disebut-sebut turut mempengaruhi keputusan beberapa pasangan untuk memiliki anak, terutama karena adanya kebijakan work from home (WFH).


Namun, pada tahun 2021, prevalensi ini kembali naik menjadi 6,5 persen, dan mencapai puncaknya di tahun 2022 dengan 8,2 persen. BPS memprediksi tren ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. “Dengan kecenderungan persentase perempuan childfree yang terus meningkat, jumlah perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak diperkirakan juga akan naik di tahun berikutnya,” tulis laporan tersebut, dilansir dari CNN Indonesia.


Dampak Childfree Terhadap Angka Kelahiran di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena childfree memiliki dampak pada tingkat kelahiran atau total fertility rate (TFR) di Indonesia. Data historis menunjukkan bahwa TFR Indonesia telah menurun sejak Sensus Penduduk 1971. Penurunan ini sejalan dengan tren childfree yang semakin diterima di kalangan masyarakat, meski belum sebesar di negara-negara maju.


Menurut laporan BPS, fenomena childfree di Indonesia turut menyumbang penurunan TFR secara signifikan. “Tren childfree yang meningkat berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran di Indonesia,” lanjut laporan tersebut, dikutip dari hasil riset BPS.


Penurunan TFR merupakan fenomena global yang terjadi di banyak negara. Seiring dengan berkembangnya pilihan hidup dan perubahan pandangan masyarakat tentang keluarga, semakin sedikit pasangan yang memilih untuk memiliki anak. Di Indonesia, fenomena ini tampak mulai mengakar, terutama di kalangan perempuan muda yang merasa bahwa hidup tanpa anak memberikan lebih banyak kebebasan dan peluang untuk berfokus pada karier dan pengembangan diri.


BPS juga menunjukkan bahwa semakin meningkatnya preferensi childfree ini dapat menciptakan dampak sosial jangka panjang. "Banyak aspek sosial yang akan terkena imbasnya, termasuk pola keluarga dan populasi," tulis laporan itu, dikutip dari CNN Indonesia. Fenomena ini memunculkan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam merancang kebijakan yang bisa mendukung pertumbuhan populasi secara seimbang, terutama di masa depan.


Dengan demikian, fenomena childfree di Indonesia bukan hanya tren individual, melainkan bagian dari pergeseran sosial yang sedang berlangsung. Keputusan untuk tidak memiliki anak telah berkembang menjadi pilihan yang dipandang sah oleh sebagian masyarakat, meskipun masih ada beberapa kendala dan stigma yang harus dihadapi oleh mereka yang memilih hidup childfree.


Sumber: CNN Indonesia


Penulis: Arum Kusuma

Editor: Sukmasih

TerPopuler

close