![]() |
Ilustrasi Anak Putus Sekolah. |
Di sebuah desa kecil yang tenang, hiduplah sebuah keluarga sederhana yang penuh dengan perjuangan dan cinta. Bapak pekerja serabutan yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, dan Ibu Cicih, seorang buruh cuci yang gigih dan penuh kasih sayang, memiliki seorang anak laki-laki bernama Saroji.
Sehari-harinya, Saroji tidak dapat bersekolah karena terbentur biaya, namun semangat belajarnya tetap berkobar. Dengan penuh keingintahuan, Saroji seringkali belajar dari bacaan pada bungkus nasi bekas yang ia temukan.
Setiap hari, Saroji pergi ke sawah untuk mencari ikan di sela-sela padi yang tumbuh subur. Hasil tangkapannya selalu menjadi tambahan gizi bagi keluarganya yang hidup sederhana. Ketika tidak berada di sawah, Saroji membantu orang tuanya dengan pekerjaan yang bisa meringankan beban mereka.
Bapak Winara sering memintanya untuk membantu di ladang. "Saroji, coba ambil cangkul, kita ke ladang," katanya. Saroji hanya mengangguk patuh, tanpa mengeluh, meskipun hatinya selalu ingin bersekolah seperti teman-temannya.
BACA JUGA: EDISI KE 2. Saroji Memetik Buah Kesusahan Lambang Cinta dan Pengabdian.
Naluri seorang ibu seperti Ibu Cicih selalu tahu bahwa Saroji ingin tetap bersekolah meski keterbatasan biaya menjadi penghalang. Suatu hari, Ibu Cicih berkata dengan lembut.
"Saroji, maafkan kami sebagai orang tua belum bisa memberikan apa yang kamu inginkan. Amanah Tuhan tetap kami jaga agar kamu kelak jadi orang baik. Belajarlah dari apa yang kamu lihat dan apa yang kamu dengar, walaupun kamu tidak belajar secara formal." Saroji hanya mengangguk seraya tersenyum pada kedua orang tuanya, menyadari besarnya kasih sayang mereka meskipun dalam keterbatasan.
Ketika teman-temannya pulang sekolah, Saroji tak lupa menyapa mereka dan dengan teliti mendengarkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah. Dia mencatat segala hal yang diceritakan oleh teman-temannya dalam ingatannya yang tajam.
Walaupun tidak bersekolah, Saroji adalah anak yang cerdas. Kecerdasannya selalu ia tutupi dengan keluguannya, namun semangatnya untuk belajar dan membantu orang tua tidak pernah pudar.
Kisah keluarga sederhana ini adalah potret tentang ketangguhan dan cinta yang luar biasa. Di tengah segala keterbatasan, mereka menemukan kekuatan dalam kebersamaan.
Setiap hari adalah pelajaran baru bagi Saroji, bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang ketekunan, kerja keras, dan harapan. Dengan penuh dedikasi, mereka menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan cinta.
Penulis: Dadi Iskandar di Dedikasikan Untuk Mereka Yang Sedang Dalam Keterbatasan