EDISI Ke #2. Saroji Memetik Buah Kesusahan Lambang Cinta dan Pengabdian. -->
RAMADHAN 2025 HUT RI 2023 VNNCOID IKLAN PENERJEMAH

EDISI Ke #2. Saroji Memetik Buah Kesusahan Lambang Cinta dan Pengabdian.

, 3/03/2025 11:19:00 PM

Ilustrasi Anak Putus Sekolah.



Saroji adalah anak yang senantiasa membantu ibunya yang bekerja keras sebagai buruh cuci di rumah-rumah orang kaya. Suatu hari, saat ibunya sedang bekerja, pemilik rumah menyuruh Saroji untuk membuang sekotak buku bekas ke tempat sampah.


"Dek, tolong buang sampah ini ya," kata sang pemilik rumah. Dengan penuh rasa hormat, Saroji langsung mengambil kotak itu. Namun, saat hendak dibuang, ia melihat buku-buku tersebut masih utuh dan tampak berharga.


Saroji lantas membalikkan badan dan bertanya pada pemilik rumah, "Ibu, mohon maaf, bolehkah saya membaca buku ini di rumah? Jangan dibuang, harap Saroji." Sang pemilik rumah tersenyum dan mengizinkan Saroji membaca buku-buku tersebut. "Boleh, silakan jika kamu mau. Masih ada di dalam ya, Dek," jawabnya.


BACA JUGA : Saroji Memetik Buah Kesusahan Lambang Cinta dan Pengabdian. EDISI #1


Dengan senangnya, Saroji membawa pulang buku-buku itu. Meskipun ia tidak sepenuhnya memahami isinya, ia merasa menemukan harta karun di antara halaman-halaman tersebut. Berbeda dengan majalah Bobo yang sering ia pinjam dari teman-temannya, buku-buku ini memberikan tantangan baru bagi Saroji yang sudah lama putus sekolah.


Setiap hari, Saroji terus giat membantu orang tuanya tanpa kenal lelah. Suatu kali, saat sedang membajak sawah dan merasa sangat lelah, ayahnya memanggil, "Ji, sini dulu." Dengan panggilan sayang dari ayahnya, Saroji mendekat. Ayahnya selalu memberikan motivasi, tetapi kali ini Saroji benar-benar kelelahan. "Jika kamu cape, istirahatlah. Jika sedang istirahat, cari inspirasi. Jika menemukan inspirasi, jangan lupa dengarkan jika ada orang memberikan pelajaran, ya Ji," kata ayahnya.


Dari ayahnya, Saroji belajar cara mengolah tanah sawah, menanam padi, hingga panen. Pengetahuan bertani yang ia peroleh membuatnya lebih paham dibandingkan teman-teman sebayanya.


Meskipun tidak bersekolah, Saroji tetap belajar dari apa yang dilakukan orang lain. Teman-teman sebayanya sangat menyayangi Saroji karena mereka tahu keadaan keluarganya dan melihatnya sebagai anak yang baik. Saroji sering dijadikan pemimpin dalam permainan mereka.


Salah satu temannya, Diman, yang berasal dari keluarga berada, selalu memberikan semangat pada Saroji. "Saroji, kamu harus tetap semangat. Saya bisa sekolah dan membeli apa pun, termasuk buku pelajaran. Kamu beruntung ya, bisa main tanpa henti," kata Diman. Saroji tertawa dan menjawab, "Diman, kamu tetap harus sekolah agar kelak bisa sukses. Kalau saya hanya bermain di sawah."


Mereka bermain hingga waktu magrib tiba. Saroji, sebagai pemimpin dalam bermain, selalu memberikan motivasi kepada teman-temannya agar tetap semangat belajar dan berbuat baik. "Jadi orang baik dan tetap berbuat baik agar berkumpul dengan orang-orang baik," pesan Saroji. Teman-temannya pun menganggukkan kepala tanda setuju.


Hidup Saroji yang penuh tantangan tetap dijalaninya dengan semangat dan harapan yang tinggi, menginspirasi teman-temannya untuk tidak pernah menyerah dan terus belajar dari setiap kesempatan yang ada.


Penulis: Dadi Iskandar di Dedikasikan Untuk Mereka Yang Sedang Dalam Keterbatasan

TerPopuler

close